Taman Digulis Pontianak di Kalimantan Barat
Taman Digulis Pontianak adalah Banyak tanaman & pohon memenuhi taman populer ini yang memiliki jalur lari, lapangan tenis & taman bermain.
Terletak di Kota Pontianak provinsi Kalimantan Barat, Taman Digulis Pontianak mudah diakses dengan berbagai moda transportasi.
Alamat lengkapnya adalah Taman Digulis Pontianak, Jl. Jenderal Ahmad Yani No.114, Bansir Laut, Kec. Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78112, Indonesia.
Banyak orang yang jatuh cinta dengan Taman Digulis Pontianak. Tak heran, tempat ini memiliki rating tinggi, yaitu 4.6 dari 5 bintang. Beragam ulasan positif dari para pengunjung menjadi bukti nyata bahwa Taman Digulis Pontianak adalah tempat wisata yang tak boleh dilewatkan.
Bahkan seorang wisatawan yang telah mengunjungi Taman Digulis Pontianak, mengatakan bahwa:
Taman yang berada di tengah Kota Pontianak. Taman ini cocok jadi tujuan olahraga. Ada jogging track, lapangan tennis, area skateboard, dan ada juga fasilitas olahraga seperti pull up bar. Kalau dilihat memang kebanyakan tujuan orang-orang kesini untuk jogging sih Pohonnya rindang dan lingkungannya asri, jadi gak panas-panas amat. Petugas Taman disini juga rajin membersihkan tempat ini, terutama setiap sore mulai pukul 4. Sangat cocok untuk membawa anak-anak karena ada tempat bermainnya.
Sebelum berkunjung, pastikan kamu menyesuaikan waktumu dengan jam operasional Taman Digulis Pontianak. Saat ini, tempat wisata ini buka pada 06.00-22.00. Kamu tak perlu khawatir akan kehabisan waktu ataupun antrian panjang, karena Taman Digulis Pontianak siap menyambutmu dengan hangat.
Detail Lokasi
Alamat
Taman Digulis Pontianak, Jl. Jenderal Ahmad Yani No.114, Bansir Laut, Kec. Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78112, Indonesia
Kecamatan
Bansir Laut, Kecamatan Pontianak Tenggara
Kota/Kabupaten
Kota Pontianak
Provinsi
Kalimantan Barat
Kode Pos
78112
Titik Koordinat
-0.0552528,109.3500322
Lokasi Digital
W9V2+V2 Bansir Laut, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia
Ulasan
5
Keren beeuudd.. Menyusuri Citywalk dr KS Tubun smp taman Digulis, sekitar 3 km lah. Sampai sana eksplore semua sudut taman Digulis. Suka jembatan didalam. Bagus buat foto2. Suka juga duduk2 di tepi jalan. Memandang bambu runcing dan air mancurnya, ditemani bakso pentol dan es jeruk Rekomendit buat healing.
5
Bagus bersih, u santai seklrga, joging olahraga senam basket.
5
Monumen Sebelas Digulis Kalimantan Barat, disebut juga sebagai Tugu Digulis atau Tugu Bambu Runcing atau Tugu Bundaran Untan oleh warga setempat, merupakan sebuah monumen yang terletak di Bundaran Universitas Tanjungpura, Jalan Jend. Ahmad Yani, Kelurahan Bansir Laut, Kecamatan Pontianak Tenggara, Kota Pontianak. Monumen yang diresmikan oleh Gubernur Kalimantan Barat H. Soedjiman pada 10 November 1987 ini pada awalnya berbentuk sebelas tonggak menyerupai bambu runcing yang berwarna kuning polos. Pada tahun 1995, monumen ini dicat ulang dengan warna merah-putih. Penggunaan warna merah-putih ini menjadikan sebagian warga menganggap monumen ini lebih mirip lipstik daripada bambu runcing. Kemudian, pada tahun 2006 dilakukan renovasi pada monumen ini sehingga berbentuk lebih mirip bambu runcing seperti penampakan saat ini. Monumen ini didirikan sebagai peringatan atas perjuangan sebelas tokoh Sarekat Islam di Kalimantan Barat, yang dibuang ke Boven Digoel, Irian Barat karena khawatir pergerakan mereka akan memicu pemberontakan terhadap pemerintah Hindia Belanda di Kalimantan. Tiga dari sebelas tokoh tersebut meninggal pada saat pembuangan di Boven Digoel dan lima di antaranya wafat dalam Peristiwa Mandor. Nama-nama kesebelas tokoh tersebut kini diabadikan juga sebagai nama jalan di Kota Pontianak. Kesebelas pejuang itu antara lain: Achmad Marzuki, asal Pontianak, meninggal karena sakit dan dimakamkan di makam keluarga; Achmad Su'ud bin Bilal Achmad, asal Ngabang, wafat dalam Peristiwa Mandor; Gusti Djohan Idrus, asal Ngabang, wafat dalam pembuangan di Boven Digoel; Gusti Hamzah, asal Ketapang, wafat dalam Peristiwa Mandor; Gusti Moehammad Situt Machmud, asal gabang, wafat dalam Peristiwa Mandor; Gusti Soeloeng Lelanang, asal Ngabang, wafat dalam Peristiwa Mandor; Jeranding Sari Sawang Amasundin alias Jeranding Abdurrahman, asal Melapi, Kapuas Hulu, meninggal karena sakit di Putussibau. Haji Rais bin H. Abdurahman, asal Banjarmasin, wafat dalam Peristiwa Mandor; Moehammad Hambal alias Bung Tambal, asal Ngabang, wafat dalam pembuangan di Boven Digoel; Moehammad Sohor, asal Ngabang, wafat dalam pembuangan di Boven Digoel; dan Ya' Moehammad Sabran, asal Ngabang, meninggal karena sakit.